Asal Usul Kerajaan Kabaena

Kerajaan Kabaena


Kabaena | Atau yang biasa disebut Kepulauan Kabaena adalah salah satu pulau di Indonesia yang berada di Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi tenggara.
Salah satu destinasi wisatanya adalah Desa Tangkeno atau yang biasa disebut "Negeri di Atas Awan" itulah julukannya bagi sebagian pengunjung lokal disana, mungkin karena letaknya berada di puncak gunung dan awannya yg terlihat begitu dekat dari pandangan mata. Selain pemandangan yg indah, terdapat juga Benteng bekas peninggalan Belanda pada masa penjajahan, yg letaknya berada tepat di puncak gunung Desa Tangkeno.

Kabaena adalah wilayah yuridiksi Kerajaan Bombana masa lampau, yang masih memiliki ikatan sejarah dan kebudayaan dengan Kerajaan Luwu. Raja (Mokole) Bombana Ke-I, Mokole Dendeangi adalah saudara kandung Sawerigading (Raja Luwu). Lalu, Kerajaan Bombana di pecah menjadi tiga kerajaan kecil semasa pemerintahan Mokole Bombana Ke-III, Mokole Nungkulangi. Karena memiliki tiga pewaris, maka Kerajaan Bombana di pecah menjadi tiga kerajaan; yakni Kerajaan Kabaena (diperintah Ratu Indaulu sebagai Mokole Kabaena Ke-I atau Raja Bombana IV), Kerajaan Rumbia (diperintah Ratu Tina Sio Ropa sebagai Mokole Rumbia Ke-I atau Raja Bombana IV), dan Kerajaan Poleang (diperintah Raja Ririsao sebagai Mokole Poleang Ke-I atau Raja Bombana IV). Pembagian ini sekaligus mengakhiri era hierarki Kerajaan Bombana, dan dimulainya era ketiga kerajaan tadi.


Sepanjang sejarah Kerajaan Kabaena telah memerintah 25 Mokole. Beberapa Mokole yang terkenal adalah Ratu Indaulu, Mokole Maligana bergelar Rangka Ea, Mokole Manjawari bergelar Lapati/Sapati Rampagau, dan Mokole Haji Muhammad Yasin bergelar Dai Pu’u Roda. Namun dari keempat Mokole itu yang paling tersohor adalah Mokole Manjawari. Dalam periode kepemimpinan Mokole Manjawari, beliau berhasil menahan serangan pasukan Tobelo yang hendak menyerang pulau Buton, Muna dan Kabaena. Dalam sejarah Sulawesi Tenggara dikenal kisah tiga ksatria (baca: kisah tiga kesatria), yakni Mokole Manjawari, Murhum putra Raja Sugimanuru Lakilaponto Muna, dan Raja Luwu. Ketiganya berhasil menahan sekaligus memukul mundur pasukan Tobelo.
Karenanya, kekuasaan Mokole Manjawari kian diperkokoh di wilayah Kabaena dan Selayar. Itulah mengapa Mokole Manjawari, Raja Kabaena Ke-7, diberi gelar Sapati Rampagau dan Opu Selayar dengan wilayah kekuasaan meliputi Kabaena dan Selayar.

Source : Febryaristian

Comments

Popular posts from this blog

Cara Mengubah Nama Panggilan di Cortana

Download Film Operation Chromite (2016)